Rabu, 31 Juli 2013

KEUTAMAAN IKHLAS

Menurut kebanyakan orang atau secara umum, ikhlas merupakan perbuatan yang sulit. Ikhlas bersifat dua arah : Ikhlas dalam member sedekah dan ikhlas dalam menerima cobaan. Karena ikhlas adalah pemikiran yang terletak dalam hati, sedang dalam hati manusia ditempatkan jin untuk menggoda, maka ikhlas menjadi sulit karena jin dan Syaitan tak pernah berhenti untuk menggoda manusia. Jika dilihat dari kejadianya ikhlas dibedakan menjadi dua : 1. Ikhlas terhadap sesuatu yang akan terjadi dan 2. Ikhlas terhadap sesuatu yang telah terjadi. Ikhlas pada hal yang akan terjadi , seperti ketika dihadapkan dengan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan tidak tahu kapan datangnya seperti gempa bumi, mau tidak mau atau tidak ada pilihan kecuali menerima. Jika disikapi dengan takut terhadap gempa, maka kita akan merasakan gelisah dan ketakutan yang cukup lama. Sedangkan kita tidak pernah tahu, kapan gempa yang menghancurkan itu terjadi pada diri kita, atau bahkan kita mungkin pernah berjumpa dengan gempa itu hingga umur menjemput. Namun selama penantian tersebut, kita telah dibuat bingung dan menderita. Ini adalah suatu kebodohan. Jika itu pasti terjadi dan kita tidak dapat menghindari, tiada kata lain hanya menanti datangnya dengan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah swt. Ikhlas pada yang akan terjadi, seperti ketika anda dihina yang amat sangat, sehingga menjadikan pemikiran yang mengganggu berlama-lama. Akibatnya konsentrasi anada terganggu, sehingga banyak pekerjaan terbengkelai, kusutnya hati mambuat tidak dapat berpikirjernih dan banyak amal baik yang terputus. Untuk itu, kita coba memahami tentang ikhlas melalui Al Qur’an dan Hadits serta contoh-contoh dari ulama terdahulu, yang dikutip dari buku ihya Ulumiddin. Dalam beribadah manusia seringkali diperdaya oleh sifat riya atau pamer. Contoh ketika sholat dihadapan orang banyak dilakukan secara khusu dan bacaanya diperpanjang sementara ketika sholat sendirian bacaanya pendek dan sholatnya tidak terjaga dengan baik, Ini adalah riya dalam beribadah. Ikhlas adalah perbuatan hati yang jauh dari riya atau pamer. Mengerjakan segala sesuatunya hanya karena Allah swt. Bukan karena yang lain. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt. Dalam QS. Al-Bayyinah : 5. Artinya:” Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah : 5). Ayat di atas menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk menyembah Allah swt. dan beribadah menjalankan agamaNya dengan penuh keikhlasan tidak karena pengaruh orang lain, ingin dipuji teman, ingin mendapat penghargaan dari pemimpin, ingin dihormati oleh jamaahnya, ingin dianggap orang paling alim dan sebagainya. Hal ini merupakan sesuatu yang dianggap mudah tetapi sebenarnya merupakan hal yang sulit dilakukan. Untuk itu perlu pengetahuan tentang keikhlasan dalam beribadah perlu ditanamkan bahwa ibadah yang dilaksanakan tanpa adanya keikhlasan akan menjadi ibadah yang sia-sia dan tak berpahala. Kaitanya dengan pembentukan akhlak yang baik, ikhlas merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Ikhlas akan mendorong manusia mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab. Segala pekerjaan apapun termasuk ibadah yang dilaksanakan dengan ikhlas akan mendorong munculnya sikap-sikap yang lain seperti sabar, syukur, qonaah, rendah hati, jujur dan akhlakul karimah lainya. Segala amalan yang berasal dari hati hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Allah swt. Yang bisa menilai segala sesuatunya adalah diri sendiri, penilaian orang dilakukan oleh orang belum tentu sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya. Ikhlas adalah perbuatan hati yang sangat tersembuyi, terkadang diriya sendiri tidak mengetahui apakah perbuatan yang dilakukan ikhlas ataukah diiringi dengan riya. Begitu tersembunyinya sampai-sampai Sirri As Saqathi berkata : “ Seseungguhnya kamu mengerjakan shalat dua roka’at dalam kesunyian yang kamu ikhlaskan adalah lebih baik bagimu dari pada kamu menulis tujuh puluh hadits atau tujuh ratus hadits dengan maksud kedudukan yang tinggi.” Sebagian mereka berkata ;” Pada keikhlasan sesaat itu terdapat keselamatan abadi, tetapi ikhlas itu jarang sekali. “ Ilmu adalah bibit, amal adalah tanaman, dan airnya adalah keikhlasan. As Susi berkata : “ Ikhlas adalah tidak melihat ikhlas.Sesungguhnya orang yang menyaksikan dalam keikhlasanya akan ikhlas, maka keikhlasanya memerlukan kepada ikhlas yang lain. Apa yang disebutnya itu member isyarat epada membersihkan amal dari ujub (kebanggaan) dengan perbuatan. Sesungguhnya berpaling kepada ikhlas dan melihat kepadanya adalah ujub, dan itu termasuk sejumlah bahaya. Dan yang ikhlas adalah yang bersih dari semua bahaya. Sahi RA, berkata : “ Ikhlas adalah tenang dan gerakan-gerakanya karena Allah Ta’ala secara khusus. “ ini adalah kalimat yang menghimpun serta meliputi maksud. Ibrahim bin Adham : “ Ikhlas adalah kebenaran niat beserta Allah Ta’ala”. Ruwaim berkata: “ Ikhlas dalam amal adalah behwa pelakunya tidak menghendaki imbalan atas perbuatan itu pada dua negeri.” Al Muhasibi berkata : “ Ikhlas adalah mengeluarkan makhluk daripada hubungan dengan Tuhan.” Ini member isyarat semata-mata tidak ada riya.” Begitu benyak pendapat Ulama mengenai pengertian ikhlas menambah khasanah pengetahuan kita mengenai keikhlasan agar ibadah kita menjadi ibadah yang berkualitas, jauh dar riya dan mampu mengantarkan kita menjadi pribadi yang diliputi dengan hati yang sehat dan berakhlakul karimah.

Manfaat Sholat

Sholat merupakan kewajiban kita sebagai umat Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah swt. Dalam Q.S. Al- ankabutn: 45 Artinya; “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Asal makna shalat menurut bahasa Arab ialah”doa”, tetapi yang dimaksud di sini ialah” Ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.” . Sholat yang diwajibkan orang yang dewasa dan berakal ialah lima kali sehari semalam. Mula-mula turunya perintah wajib sholat itu ialah pada malam isro’, setahun sebelum tahun hijriyah. Sholat dikatakan juga oleh Rasulullah saw., sebagai mi’rojul Mu’minin ( Mi’rojnya orang yang beriman), ini mengandung arti bahwa sholat merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan upaya untuk memperbaiki serta merubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik menuju kebiasaan yang baik. Melalui sholat diharapkan umat Islam bisa melakukan perubahan-perubahan kea rah yang lebih baik dalam setiap lini kehidupanya. Shalat juga merupakan bentuk ketundukan kepada sang Khaliq. Dengan sholat manusia merasakan kebesaran Allah swt. dan merasa kecil dihadapaNya, oleh karena itu tidak pantas kiranya manusia menjadi mahluk yang sombong dimuka bumi ini. Kesombongan yang dimiliki oleh seseorang merupakan kekeliruan sikap yang sangat besar. Apabila manusia menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lihat, kita rasakan, kita raba dan kita gunakan dalam dunia ini adalam milik Allah swt. maka sungguh tak pantas kiranya manusia merasa sombong. Allah swt. adalah pencipta seluruh mahluk dan alamraya seisinya, Allah swt. merupakan dzat yang berkuasa akan segala-galanya, menentukan taqdir dan nasib manusia dimuka bumi ini bahkan sampai di alam akhirat. Kekuasaan Allah swt. tidak terbatas ruang dan waktu berbeda dengan manusia yang memiliki kekuatan dan kekuasaan yang sangat terbatas. Kesombongan yang dimiliki manusia adalah sebuah kebodohan dan kekufuran terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt. Sholat merupakan salah satu ibadah yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk mengikis rasa sombong yang menempel dalam dirinya. Melalui sholat kita diajarkan untuk merasa rendah dihadapan Allah swt. Melalui sholat kita diajarkan untuk menyadari betapa besar kekuasaan Allah swt. di dunia dan diakhirat. Dalam setiap bacaan sholat terdapat peringatan bagi kita agar senantiasa mengagungkan kebesaraNya, mulai dari takbirotul ikhrom sampai dengan salam. Apabila kita pelajari maknanya satu persatu maka tidak ada kata lain yang karena pantas untuk kita ucapkan selain kata tasbih (Subhanallah, Alhamdulillah , laailaaha illallah, Allahu Akbar) . Betapa mulianya ibadah sholat yang diperintahkan kepada seluruh umat Islam. Allah berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”(QS. al-Baqarah: 45 & 46).محمد بن صالح Maka, shalat bagi mereka bukanlah perkara yang berat, akan tetapi sangat mudah dan ringan. Untuk itulah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: و جعلتقرة عيني في الصلاة Artinya :”Telah dijadikan sebagai penyejuk mataku ketika shalat”. Shalat merupakan penyejuk mata bagi orang mukmin, dan bekal kesehariannya yang ia siapkan untuk berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk itulah ia mengagungkan kedudukan shalat dan memperhatikannya dengan sungguhsungguh. Karena shalat adalah tiang agama, dan juga merupakan amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab atau dihitung kelak pada hari kiamat. Maka itu, beradab baik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam perkara shalat ialah dengan cara melaksanakannya sedang hati kita dalam keadaan penuh kelapangan dan ketenangan, mata kita terasa sejuk, merasa senang ketika sedang menunaikannya, dan selalu menunggunya jika telah tiba waktunya. Jika kita telah selesai dari shalat dzuhur, maka kita selalu rindu dengan shalat ashar. Dan jika kita sudah menunaikan shalat ashar, kita pun akan rindu dengan shalat maghrib. Begitu pula jika anda telah selesai dari shalat maghrib, maka kita akan merasa rindu dengan shalat isya'. Dan setelah menunaikan shalat isya', kita akan merindukan shalat subuh. ketika sedang shalat ada rasa nyaman, ketenangan jiwa dan kelapangan. Tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian orang: Hiburlah kita dengan selain shalat!, karena shalat terasa berat bagi mereka dan menyusahkan diri-diri mereka. Dan demikianlah seterusnya, engkau jadikan hatimu selalu bergantung dengan shalat-shalat tersebut. Maka, tidak ragu lagi hal ini termasuk adab yang baik terhadap Allah Subhanahu waTa’ala . Pembiasaan sholat sejak usia dini merupakan kewajiban bagi setiap orang tua. Orang memiliki kewajiban untuk mengajarkan sholat kepada anak-anaknya. Pembiasaan sholat yang dilakukan sejak kecil akan sangat berpengaruh terhadap akhlak anak. Karena dalam sholat terdapat banyak unsur yang berpengaruh terhadap pendidikan akhlak anak. Diantara unsur-unsur pendidikan yang terdapat dalam sholat adalah : a) Sholat mengajarkan untuk bersikap disiplin terhadap waktu b) Sholat mengandung pelajaran agar manusia tunduk terhadap kebesaran Allah swt. c) Dengan sholat manusia akan selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. d) Dengan sholat kita akan terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar e) Sholat menjadikan manusia terpelihara dari dosa dan kesalahan, karena sholat yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kekhusuan inysa Allah swt. Akan menghapus dosa-dosa yang pernah diperbuat f) Sholat mengajarkan kepada manusia untuk bersikap rendah hati g) Sholat mendidik manusia agar meninggalkan sikap sobong. h) Sholat yang dilakukan secara berjamaah akan berdampak luas terhadap pergaulanya dalam masyarakat, seperti meningkatkan ukhuwah, rasa kebersamaan, toleransi, saling menghargai sesama anggota masyarakat dll. Andaikata kaum muslimin mengetahui tujuan-tujuan tinggi dari shalat ini, andaikata para imam mau memelihara ayat-ayat yang akan mereka bacakan kepada para makmum di mihrab, ketika mereka bersama-sama berdiri di hadapan Allah swt., jika mereka mampu menyinarkan cahaya Al-Qur’an Karim kepada orang –orang yang shalat, maka ketika itu kita melihat bahwa shalat bisa menjadi ibarat “kapsul” yang bermanfaat serta bisa mendidik dan membentuk umat Islam. Begitu banyaknya manfaat melakukan sholat dalam kehidupan ini, sehingga Islam sangat menekankan untuk mengerjakan sholat dengan sebaik-baiknya. Dari segi akhlak sholat disamping sebagai pencegah dan penghilang kesombongan sholat juga berdampak pada sikap-sikap yang lainya seperti, jujur, sabar, rendah hati, penuh pengharapan, qonaah, kasih sayang, dan lain sebagainya. Pembentukan watak melalui sholat hendaknya dilakukan sejak usia dini agar menjadi sebuah kebiasaan yang akan dibawa sampai dewasa.

IBADAH MENUJU AKHLAKUL KARIMAH

Ibadah yang dilakukan oleh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlakya. Setiap apa yang diperintahkan oleh Allah swt., adalah sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi manusia dan mahluk lainya, jika perintah itu benar-benar dilaksanakan dengan penuh kesadaran maka berubah menjadi kebiasaan yang baik yang tertanam dalam diri seseorang. Contoh kecil apabila kita membiasakan untuk senantiasa mengucapkan kata-kata yang baik, maka hal tersebut akan membekas pada dirikita dan apabila suatu ketika tertantang untuk mengatakan kata-kata yang kotor dengan sendirinya lisan dan hati kita akan menolaknya. Semakin tinggi ketundukan seseorang terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Semakin tinggi pula kedudukan akhlaknya. Hal tersebut bisa kita lihat dari kedudukan para Nabi dan orang –orang soleh yang sangat patuh terhadap perintah Allah swt. dan sangat mulia pula akhlaknya. Ibadah adalah salah satu jalan bagi manusia untuk memperbaiki perilaku dalam hidupnya, tidak ada upaya yang dilakukan kecuali ada hasil yang mengiringinya. Sebagai contoh ibadah yang lain adalah membaca Al-Qur’an. Orang – orang yang benar-benar teguh terhadap ajaran-ajaran Al-Qur’an tentu akan mendapatkan dan merasakan nilai-nilai positif yang bermanfaat bagi kehidupan pribadinya. ( ) Nilai-nilai positif tersebut akan melekat dan tertanam kuat dalam jiwanya tercermin dalam sikap dan prilaku hidupnya sehari-hari, antara lain : a) Orang beriman senang membaca Al-Qur’an dengan benar dan khusu. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah swt. : Artinya:” Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” (QS. Fathir :29) b) Orang beriman senang mendengarkan bacaan yang baik dari Al-Qur’an, bahkan setiap mendengar ayat-ayat yang menyentuh nuranainya imanya menjadi semakin kuat, kadang –kadang bahkan air mata haru sempat mengalir karena tersentuh belaianya. Bacaan Al-Qur’an sering mendorong tekadnya untuk bisa lebih meningkat lagi dalam menjalani keutamaan pengabdian hidupnya. Allah berfirman : Artinya:” dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-Allah swt.’raaf 204) c) Orang beriman senang memperhatikan isi kandungan keutamaan yang terdapat dalam ayat-ayat Al – Qur’an yang mulia itu. Ayat-ayat yang menyentuh nuraninya diperhatikan, pikirkan dan direnungkan dengan penuh rasa khusu ‘. Ketika dia memperoleh kesimpulan petunjuk istimewa dari Allah melalaui Al-Qur’an , imanya menjadi semakin mantap, tekadnya semakin kuat dan nuraninya bersinar. Allah berfirman : Artinya:” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali Imron : 190-191) d) Orang beriman hatinya mantap untuk menjalankan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Hidup duniawi yang penuh misteri ini memberikan keyakinan bahwa yang benar-benar mengerti dengan rahasia kehidupan hanya Allah. Doa yang selalu dibacakan setiap sholat adalah “tunjukanlah kepada kami jalan yang lurus “. Petunjuk Al-Qur’an adalah jalan yang lurus itu. Isinya merupakan petunjuk bagi orang –orang yang bertaqwa. Maka kita semakin senang mencari petunjuk hidup di dalam Al-Qur’an. Allah swt. Berfirman : Artinya:” Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka ”. (Q.S. Az-Zumar : 41) e) Orang beriman tidak pernah meragukan kebenaran ajaran Al-Qur’an, meskipun orang – orang kafir pemuja duniawi membanggakan hasil-hasil temuannya yang nampak menakjubkan itu, umat beriman tidak akan terpengaruh. Al-Qur’an menyebutkan kebanggaanya yang keliru dari orang kafir dalam Al-Qur’an sebagai berikut: Artinya : “ Maka tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada merekadan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu”. (Q.S. Al-Mukmin : 83) Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang beriman kepada Al-Qur’an akan senantiasa berhati-hati dalam menjalankan segala amal perbuatan. Al-Qur’an selau dijadikan rujukan untuk menentukan segala hal yang berkaitan dengan muamalah dan ibadah serta pemecahan berbagai permasalahan yang melanda hidupnya. Dengan Al-Qur’an manusia menjadi terarah hidupnya dan jauh dari kesesatan. Ajaran yang terdapat didalamnya merupakan petunjuk dari Allah swt. kepada manusia agar selamat di dunia dan di akhirat. Di dalam Al-Qur’an juga terdapat ajaran-ajaran akhlak yang sangat mulia, sebagaimana disampaikan dalam hadits nabi bahwa “ Akhlak Nabi adalah Al-Qur’an”. Segala yang brkaitan dengan akhlak Rasulullah semua terdapat dalam Al-qur’an, mulai dari sidik,amanah, fatonah, tabligh, serta akhlakul karimah Nabi lainya semua diterangkan dalam Al-Qur’an. Untuk itu pemahaman terhadap ayat Al-Qur’an harus benar-benar ditingkatkan mulai dari cara membacanya sampai dengan penafsiran setiap ayatnya sehingga kita bisa memperoleh petunjuk melalui Al-Qur’an.

Selasa, 09 Juli 2013

MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِ ي جَعَلَ هذّا الشَّهْرَ سَيِّدَ الشُّهُوْرِ. وَ اَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْانَ. فَعَظَّمَ قَدْرَهُ بِذلِكَ وَرَفَعَهُ وَاَجْزَلَ فِيْهِ الإِحْسَانَ بِفَتْحِ الْجِنَانِ. اَشْهَدُ انْ لإَ اِلهَ اِلإَّ اللهُ وَحْدَهُ لإَ شَرِيكَ لَه وَاشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه بِمَا يَرْخي رَبُّهُ قَدْ قَامَ وَصَامَ رَمَضَانَ خَالِصًا لِوَجْهِهِ اللهِ خَيْرَ صِيَامِ.اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ,وَ عَلَي ا لِهِ وَاصْحَا بِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ وَاقْتَفَي. اَمَّا بَعْدُ. Ramadhan adalah bulan yang selalu di nanti kedatanganya oleh seluruh umat Islam , karena di bulan ini Allah swt., menjanjikan dengan berbagai kebaikan. Kemuliaan bulan suci ramadhan selalu membuat rindu bagi seluruh umat Islam yang menginginkan kekhusuan dalam beribadah, keanekaragaman kegiatan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah swt., serta kerinduan akan ampunan dan pertolongan Allah swt. Karena bulan ramadhan merupakan salah satu bulan yang memiliki banyak sekali keutamaan, maka dari itu umat Islam sudah sejak dini mempersiapkan diri untuk menyambut kedatanganya. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh kita dalam menyambut bulan suci ramadhan diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Membersihkan diri dan meluruskan niat Puasa merupakan ibadah yang tidak hanya melibatkan uruan jasmani namun juga merupakan ibadah yang berkaitan dengan rohani kita, untuk itu sebelum kita melakukan puasa hendaknya terlebih dahulu kita bersihkan diri kita dari berbagai dosa dan kemaksiatan yang selama ini telah kita perbuat. Allah swt., berfirman: “ Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS.Al-Maidah-74) Marilah kita sambut bulan ramdhan ini dengan terlebih dahulu memperbanyak taubat terhadap Allah swt., dengan mengucap istighfar, memohon ampun atas dosa yang pernah kita lakukan dan tidak berusaha untuk mengulanginya kembali, sehingga diri kita diharapkan bisa terbersihkan dari dosa-dosa yang telah lalu, karena sesungguhnya barang siapa mau memohon ampunan pada Allah swt., maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang. Setelah kita memohon ampunan pada-Nya maka selanjutnya marilah kita luruskan niat kita, karena sesungguhnya Rasulullah saw., bersabda bahwa “sesungguhnya segala amal perbuatan kita ditentukan oleh niat kita.” (Hadits). Marilah kita luruskan niat kita semata-mata karena Allah dan untuk mencapai ridlo Allah swt. 2) Menyiapkan fisik dan kesehatan Puasa merupakan ibadah yang melibatkan fisik/jasmani kita. Selama satu bulan penuh kita akan menahan lapar dari mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Bagi orang yang tidak terbiasa dengan suasana seperti ini maka fisik akan merasa kaget, maka dari itu kesehatan kita benar-benar harus di jaga dengan sebaik-baiknya. Walaupun sebenarnya puasa itu sendiri nantinya bisa menyebabkan kita menjadi sehat. Hendaknya bagi orang yang berpuasa janganlah makan yang berlebih-lebihan, makanlah sewajarnya dan utamakanlah air putih dan makanan yang manis-manis ketika berbuka berpuasa. Biasakanlah makan sahur ketika hendak memulai puasa karena sesungguhnya itu merupakan kesunahan. Bagi orang yang sudah terbiasa berolahraga maka tidak ada larangan untuk berhenti dari olah raga tersebut asalkan disesuaikan dengan kondisi fisik, begitu juga aktifitas pekerjaan yang sudah biasa dilaksanakan boleh tetap dikerjakan seperti biasa. Kesehatan fisik kita sangatlah menentukan kekhusuan ibadah kita selama bulan ramadhan, untuk itu kita harus benar-benar menjaga kesehatan tubuh kita dengan pola hidup yang sehat. 3) Menyiapkan bekal untuk menjalani puasa ramadhan Pada bulan ramadhan akan terjadi peningkatan dalam pembelanjaan rumah tangga, baik itu yang berupa makanan maupun kebutuhan rumah tangga lainya. Oleh karena itu perlu kita persiapkan bekal dan menejemen yang baik dala mengatur belanja rumah tangga kita. Marilah kita kembalikan lagi pola hidup kita seperti kebiasaan Rasulullah saw., yang selalu bersikap sederhana, tidak berlebih-lebihan dan boros. Rasulullah saw., bersabda : وعنه قال : قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم : انظرواالى من اسفل منكم ، ولاتنظرواالى من هوفوقكم فهواجدران لاتزدروانعمةاللّه عليكم (متفق عليه)٠ Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : "Perhatikanlah orang yang berada di bawahmu dan jangan kamu memperhatikan orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih pantas, agar kamu semua tidak menganggap remeh nikmat Allah yang telah dikaruniakan ." (HR. Bukhari dan Muslim) Pada dasarnya bulan ramadhan bukan merupakan bulan pemborosan namun demikian agar kita memperoleh ketenangan dan kekhusuan selama menjalankan puasa maka alangkah baiknya apabila sejak awal kita sudah membekali diri dengan mental dan materi yang cukup. 4) Mempersiapkan berbagai amaliah selama bulan ramadhan Agar bulan puasa yang akan kita lalui memberikan banyak manfaat, maka marilah kita isi hari-hari di bulan ramadhan ini dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Mari kita rencanakan, kita tata, kita benahi berbagai amalan yang akan kita jalani selama bulan ramadhan sebagai pelengkap dan penambah pahala kita. Banyak sekali kegiatan yang bisa kita kerjakan selama bulan puasa, di antaranta : penyelenggaraan sholat tarawih di masjid atau mushola, tadarus al-Qur’an, kuliah subuh, pengumpulan zakat dan shodaqoh, dan berbagai amaliah lainya. Apabila semua itu kita agendakan sejak awal maka dalam pelaksanaanya nanti akan Insya Allah akan berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi diri sendiri dan juga jamaah. Demikianlah beberapa hal yang patut untuk kita persiapkan dalam rangka menyambut dan mengawali kedatangan bulan suci ramadhan. Mudah-mudahan kita semuanya diberi kekuatan oleh Allah swt., sehingga bisa mengerjakan puasa dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun amin. اقُوْلُ قَوْلِي هَذَا اَسْتَغْفِرُ الّلهُ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَلْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُالرَّحِيْمِ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ