PARA PETUALANG HEBAT
Mereka berlima adalah sahabat sejati, kemanapun mereka selalu
bersama, suka dan duka dijalani bersama tanpa keluh dan kesah.
Hobi mereka adalah berpetualang di alam, hampir setiap bulan
mereka melakukan perjalanan menyusuri alam, mulai dari sungai, mendaki gunung,
melintasi hutan dan berbagai kegiatan petualangan lainya.
Mereka sangat menikmati perjalanan itu, karena banyak pengalaman
baru yang bisa diperolehnya setiap saat. Mereka selalu bisa mengambil perjalanan
dari Alam, makanya semangatnya untuk dekat dengan alam semakin kuat.
Bondan adalah ketua tim petualang yang sangat pemberani,
bijaksana dan cerdas, sementara Tono, Anton, Budi dan Saka adalah anggota tim
yang selalu siap menjalankan tugas. Tim mereka sangat kompak dan peduli satu
sama lainya.
Setelah persiapan selesai mereka pun mulai melakukan perjalanan.
Pagi itu cuaca terlihat mendung, jalan yang dilalui pun terasa licin, karena
tadi malam hujan turun begitu deras. Sungguh perjalan yang cukup menantang.
Bondan sebagai ketua tim memulai perjalanan dengan memimpin doa agar mereka
selamat dalam perjalanan itu.
Langkah demi langkah mereka tapaki, suasana bukit yang cukup
sunyi membuat mereka panik, ada perasaan takut dan khawatir menyelimuti
perasaan mereka. Anton mulai menampakan rasa yang tidak nyaman" Bondan,
apa perjalanan ini tidak terlalu berbahaya untuk kita? sebentar lagi hujan,
tebing juga sangat licin dan jurangny sangat dalam, apa tidak sebaiknya kita
pikir ulang lagi untuk meneruskan perjalanan ini?" tanya Anton kepada
Bondan. "Kamu ini gimana, kita sudah hampir sepertiga perjalanan, bukankah
kamu biasanya suka tantangan seperti ini?" Jawab Bondan dengan tegas.
Hujanpun mulai turun, angin kencang menghembus dedaunan, ranting-ranting kecil
berhamburan ketengah jalan setapak yang mereka lalui. Tiba-tiba Budi terpeleset
dan terbanting ke arah jurang, untung masih sempat tersangkut akar pohon
sehingga tidak sampai jatuh ke bawah.
"Budi, budi jatuh teman, budi jatuh teman", teriak
Saka. Bondan, Anton dan Tonopun menoleh ke belakang, "Astaga, Budi kenapa?
ayo cepat ambil tali kita selamatkan Budi". Sambil mengeluarkan tali,
Bondan pun terus berteriak memberi komando pada teman-temanya. Dengan susah
payah akhirnya Budi bisa di selamatkan.
"Alhamdulillah, akhirnya engkau bisa naik Bud, nanti lebih
hati-hati ya". sapa Saka pada Budi. "Ia terimakasih kawan-kawan
berkat pertolongan kalian aku bisa selamat" jawab Budi. Merekapun
memutuskan untuk berteduh sambil menunggu hujan reda. Budi yang masih meringis
kesakitanpun mulai mendapat perawatan dari teman-temanya, kotak P3Kpun
dikeluarkan, Bondan membalut luka Budi dengan kain kasa yang sudah dioles obat
anti biotik.
"Tuh kan, daya bilang apa, perjalanan ini sangat berbahaya,
sebaiknya kita pulang saja", Anton mulai membuka perdebatan kembali,
" Tidak, pokoknya kita harus sampai atas sebelum matahari tenggelam,
bukankah itu tujuan kita? untuk menikmati sunset di bukit ranjau ini?",
jawab Bondan, "Iya benar kata Bondan, masa kita menyerah di tengah jalan,"
tagas Tono pada teman-temanya. Perdebatanpun terjadi, Anton tetap bersikukuh
meminta untuk pulang, sementara Bondan dan Tono tetap semangat meneruskan
perjalanan." Bagaimana denganmu Saka dan engkau Budi?" tanya Bondan.
" Aku disini saja kasihan Budi kakinya sakit, saya dab Budi akan menunggu
kalian di sini", jawab Saka.
" Ya sudah, kalau kalian ngga mau pulang biar saya pulang
sendiri,". Antonpun pergi meninggalkan mereka dengan nada kesal. Hujan
mulai reda, mentari mulai menampakan diri, Bondan dan Antonpun melanjutkan
perjalanan, sementara Budi dan Saka tetap berada di tempat itu tidak meneriskan
perjalanan.
Waktupun terus berjalan, Bondan dan Anton sudah mulai mendekati
puncak bukit, halangan dan rintangan tak menyurutkan tekad mereka berdua untu
terus berjalan menuju kepuncak bukit. Sampai akhirnya menjelang sunset mereka
tiba dipuncak bukit. Mereka menikmati keindahan bukit di senja hari yang begitu
indah, panorama yang tidak pernah mereka jumpai pada pendakian sebelumnya.
" Seandainya Budi, Saka, dan Anton di sini tentu mereka akan merasa sangat
senang seperti yang kita rasakan saat ini, betul ngga Ton?". tanya Bondan
pada Tono, "Ia Ndan, sayang mereka ngga ikut bersama kita.
Bondan dan Antonpun mulai membuka rangsel, merek mulai
menyiapkan perlengkapan untuk bermalam, tenda kecil yang mulai dikeluarkan,
peralatan memasak seadanyapun mereka siapkan.
Di saat mereka sedang menyiapka tenda, tiba-tiba terdengar
teriakan dari belakang" Bondan, Anton, kami datang". teriak Saka dan
Budi dari dekat perkemahan mereka. Mereka pun akhirnya berkumpul walaupun cuma
berempat, ternyata semangat Budi sangat kuat, walaupun kakinya sakit ia terus
melakukan perjalanan dibelakang Bondan dan Tono.
Suasana tambah mengharukan dan menggembirakan saat tiba-tiba
Anton juga diam-diam datang dan menepuk bahu Bondan." Maafkan aku Ndan,
aku terlau egois dan terbawa perasaan" sapa Anton pada Bondan, "Tidak
apa-apa Ton, aku tahu tujuan kamu baik, yang penting kita sekarang sudah
berkumpul, mari kita nikmati senja ini sambil bersyukur atas nikmat karunia
Illahi pada kita", tegas Bondan.
selesai..
Wallahu A'lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar