Rabu, 31 Juli 2013

IBADAH MENUJU AKHLAKUL KARIMAH

Ibadah yang dilakukan oleh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlakya. Setiap apa yang diperintahkan oleh Allah swt., adalah sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi manusia dan mahluk lainya, jika perintah itu benar-benar dilaksanakan dengan penuh kesadaran maka berubah menjadi kebiasaan yang baik yang tertanam dalam diri seseorang. Contoh kecil apabila kita membiasakan untuk senantiasa mengucapkan kata-kata yang baik, maka hal tersebut akan membekas pada dirikita dan apabila suatu ketika tertantang untuk mengatakan kata-kata yang kotor dengan sendirinya lisan dan hati kita akan menolaknya. Semakin tinggi ketundukan seseorang terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Semakin tinggi pula kedudukan akhlaknya. Hal tersebut bisa kita lihat dari kedudukan para Nabi dan orang –orang soleh yang sangat patuh terhadap perintah Allah swt. dan sangat mulia pula akhlaknya. Ibadah adalah salah satu jalan bagi manusia untuk memperbaiki perilaku dalam hidupnya, tidak ada upaya yang dilakukan kecuali ada hasil yang mengiringinya. Sebagai contoh ibadah yang lain adalah membaca Al-Qur’an. Orang – orang yang benar-benar teguh terhadap ajaran-ajaran Al-Qur’an tentu akan mendapatkan dan merasakan nilai-nilai positif yang bermanfaat bagi kehidupan pribadinya. ( ) Nilai-nilai positif tersebut akan melekat dan tertanam kuat dalam jiwanya tercermin dalam sikap dan prilaku hidupnya sehari-hari, antara lain : a) Orang beriman senang membaca Al-Qur’an dengan benar dan khusu. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah swt. : Artinya:” Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” (QS. Fathir :29) b) Orang beriman senang mendengarkan bacaan yang baik dari Al-Qur’an, bahkan setiap mendengar ayat-ayat yang menyentuh nuranainya imanya menjadi semakin kuat, kadang –kadang bahkan air mata haru sempat mengalir karena tersentuh belaianya. Bacaan Al-Qur’an sering mendorong tekadnya untuk bisa lebih meningkat lagi dalam menjalani keutamaan pengabdian hidupnya. Allah berfirman : Artinya:” dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-Allah swt.’raaf 204) c) Orang beriman senang memperhatikan isi kandungan keutamaan yang terdapat dalam ayat-ayat Al – Qur’an yang mulia itu. Ayat-ayat yang menyentuh nuraninya diperhatikan, pikirkan dan direnungkan dengan penuh rasa khusu ‘. Ketika dia memperoleh kesimpulan petunjuk istimewa dari Allah melalaui Al-Qur’an , imanya menjadi semakin mantap, tekadnya semakin kuat dan nuraninya bersinar. Allah berfirman : Artinya:” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali Imron : 190-191) d) Orang beriman hatinya mantap untuk menjalankan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Hidup duniawi yang penuh misteri ini memberikan keyakinan bahwa yang benar-benar mengerti dengan rahasia kehidupan hanya Allah. Doa yang selalu dibacakan setiap sholat adalah “tunjukanlah kepada kami jalan yang lurus “. Petunjuk Al-Qur’an adalah jalan yang lurus itu. Isinya merupakan petunjuk bagi orang –orang yang bertaqwa. Maka kita semakin senang mencari petunjuk hidup di dalam Al-Qur’an. Allah swt. Berfirman : Artinya:” Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka ”. (Q.S. Az-Zumar : 41) e) Orang beriman tidak pernah meragukan kebenaran ajaran Al-Qur’an, meskipun orang – orang kafir pemuja duniawi membanggakan hasil-hasil temuannya yang nampak menakjubkan itu, umat beriman tidak akan terpengaruh. Al-Qur’an menyebutkan kebanggaanya yang keliru dari orang kafir dalam Al-Qur’an sebagai berikut: Artinya : “ Maka tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa ketarangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada merekadan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu”. (Q.S. Al-Mukmin : 83) Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang beriman kepada Al-Qur’an akan senantiasa berhati-hati dalam menjalankan segala amal perbuatan. Al-Qur’an selau dijadikan rujukan untuk menentukan segala hal yang berkaitan dengan muamalah dan ibadah serta pemecahan berbagai permasalahan yang melanda hidupnya. Dengan Al-Qur’an manusia menjadi terarah hidupnya dan jauh dari kesesatan. Ajaran yang terdapat didalamnya merupakan petunjuk dari Allah swt. kepada manusia agar selamat di dunia dan di akhirat. Di dalam Al-Qur’an juga terdapat ajaran-ajaran akhlak yang sangat mulia, sebagaimana disampaikan dalam hadits nabi bahwa “ Akhlak Nabi adalah Al-Qur’an”. Segala yang brkaitan dengan akhlak Rasulullah semua terdapat dalam Al-qur’an, mulai dari sidik,amanah, fatonah, tabligh, serta akhlakul karimah Nabi lainya semua diterangkan dalam Al-Qur’an. Untuk itu pemahaman terhadap ayat Al-Qur’an harus benar-benar ditingkatkan mulai dari cara membacanya sampai dengan penafsiran setiap ayatnya sehingga kita bisa memperoleh petunjuk melalui Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar