Putus asa
adalah suatu sikap atau perilaku seseorang yang menganggap drinya telah gagal
dalam menghasilkan sesuatu harapan cita-cita. Ia tidak mau kembali lagi untuk
berusaha yang kedua kalinya. Semua umat manusia pasti merasakan putus asa. Dan
umat itu pastilah menjadi lemah dan lenyap kekuatannya karena putus asa
merupakan penyakit atau racun yang benar-banar membahayakan bagi setiap pribadi
manusia.
Bukan
sembarangan jika Allah SWT. dalam salah satu firman-Nya, mempersamakan antara
sifat putus asa itu dengan sifat kekafiran. Sebabnya tiada lain hanyalah karena
bencana yang ditimbulkan oleh kedua macam sifat itu sama-sama besar dan
dahsyat. Firman Allah dalam Al-Qur’an, yang artinya: “janganlah kamu semua
berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tidak tidak ada yang suka berputus
asa dari rahmat Allah, melainkan golongan orang-orang kafir”. (QS.
Yusuf:87)
Allah SWT menyamakan sifat putus asa dengan
kekafiran, karena bencana yang ditimbulkan oleh kedua sifat itu sama besar dan
dasyat. Karena apabila ia diberi beban atau sesuatu yang harus siselesaikan dan
perlu segera dilaksanakan demi kepentingan masyarakat, ia meninggalkannya
secara perlahan-lahan, bahkan terkadang tidak mengerjakan sama sekali. Ia
merasa keberatan atau menganggap bahwa apa yang dititipkan kepadanya terlampau
berat sehingga ia enggan dan berputus asa untuk meneruskannya. Tentu saja hal
itu merugikan diri sendiri dan masyarakat.
Sifat putus asa
akan memuat kebekuan, kelumpuhan, dan kemunduran. Selain itu, sifat putus asa
juga dapat menyebabkan seseorang bagaikan seekor binatang yang selalau membisu,
apa yang dilakukannya hanya berdasarkan pada instingnya. Orang berputus asa sma
sekali tidak terpikirkan tentang kemajuan diri untuk meningkatkan untuk
meniingkatkan keatas (lebih baik) dan menjadi makhluk yang sempurna, berpandang
luas dan kepribadian yang baik bahkan utuk meraih cita-citanya.
Usaha-usaha untuk tidak mudah terjerumus dalam
sifat putus asa, diantaranya:
a) Terpilaharanya
kekuatan iman pada diri seseorang.
b) Meningkatan ketakwaan dan taqarrub kepada Allah
swt.
c) Menjaga harkat
dan martabat serta derajat kemanusiaan.
d) Menjadi orang yang tabah dalam menjalani
kehidupan.
e) Menubuhkan
kesadaran untuk memicu diri dalam beramal shaleh.
Manusia memang
seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menyulitkan. Banyak
diantara manusia yang bahkan tidak mampu menanggung beban dari permasalahanya
sehingga melakukan perbuatan yang dilarang agama, seperti bunuh diri, lari dari
masalah dengan bersenang-senang, mabuk-mabukan, mengkonsumsi minuman keras dan
perbuatan tidak terpuji lainya. Semua itu adalah bentuk dari keputus asaan
seseorang terhadap ketentuan Allah swt.
Segala
permasalahan yang kita hadapi hendaknya kita hadapi dengan penuh lapang dada
dan keikhlasan. Marilah kita kembalikan segala permasalahan kita kepada Allah
swt, dengan tawakal. Karena putus asa bukanlah sebuah solusi untuk mengghadapi
masalah akan tetapi merupakan sebuah kerugian bagi manusia dan bentuk ketidak
berdayaan seorang. Padahal Allah senantiasa member kesempatan bagi mahluknya
untuk merubah keadaan yang ada pada dirinya, dan Allah tidak akan menguji di
luar batas kemampuan hambanya. gudep MTs N Model Purwokerto
[1]. Drs.Supardi,
Aktif belajar aqidah akhalak untuk madrasah aliyah kelas X, Klaten: sinar maandiri, hlm: 52-54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar