Rabu, 31 Juli 2013

KEUTAMAAN IKHLAS

Menurut kebanyakan orang atau secara umum, ikhlas merupakan perbuatan yang sulit. Ikhlas bersifat dua arah : Ikhlas dalam member sedekah dan ikhlas dalam menerima cobaan. Karena ikhlas adalah pemikiran yang terletak dalam hati, sedang dalam hati manusia ditempatkan jin untuk menggoda, maka ikhlas menjadi sulit karena jin dan Syaitan tak pernah berhenti untuk menggoda manusia. Jika dilihat dari kejadianya ikhlas dibedakan menjadi dua : 1. Ikhlas terhadap sesuatu yang akan terjadi dan 2. Ikhlas terhadap sesuatu yang telah terjadi. Ikhlas pada hal yang akan terjadi , seperti ketika dihadapkan dengan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan tidak tahu kapan datangnya seperti gempa bumi, mau tidak mau atau tidak ada pilihan kecuali menerima. Jika disikapi dengan takut terhadap gempa, maka kita akan merasakan gelisah dan ketakutan yang cukup lama. Sedangkan kita tidak pernah tahu, kapan gempa yang menghancurkan itu terjadi pada diri kita, atau bahkan kita mungkin pernah berjumpa dengan gempa itu hingga umur menjemput. Namun selama penantian tersebut, kita telah dibuat bingung dan menderita. Ini adalah suatu kebodohan. Jika itu pasti terjadi dan kita tidak dapat menghindari, tiada kata lain hanya menanti datangnya dengan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah swt. Ikhlas pada yang akan terjadi, seperti ketika anda dihina yang amat sangat, sehingga menjadikan pemikiran yang mengganggu berlama-lama. Akibatnya konsentrasi anada terganggu, sehingga banyak pekerjaan terbengkelai, kusutnya hati mambuat tidak dapat berpikirjernih dan banyak amal baik yang terputus. Untuk itu, kita coba memahami tentang ikhlas melalui Al Qur’an dan Hadits serta contoh-contoh dari ulama terdahulu, yang dikutip dari buku ihya Ulumiddin. Dalam beribadah manusia seringkali diperdaya oleh sifat riya atau pamer. Contoh ketika sholat dihadapan orang banyak dilakukan secara khusu dan bacaanya diperpanjang sementara ketika sholat sendirian bacaanya pendek dan sholatnya tidak terjaga dengan baik, Ini adalah riya dalam beribadah. Ikhlas adalah perbuatan hati yang jauh dari riya atau pamer. Mengerjakan segala sesuatunya hanya karena Allah swt. Bukan karena yang lain. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt. Dalam QS. Al-Bayyinah : 5. Artinya:” Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah : 5). Ayat di atas menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk menyembah Allah swt. dan beribadah menjalankan agamaNya dengan penuh keikhlasan tidak karena pengaruh orang lain, ingin dipuji teman, ingin mendapat penghargaan dari pemimpin, ingin dihormati oleh jamaahnya, ingin dianggap orang paling alim dan sebagainya. Hal ini merupakan sesuatu yang dianggap mudah tetapi sebenarnya merupakan hal yang sulit dilakukan. Untuk itu perlu pengetahuan tentang keikhlasan dalam beribadah perlu ditanamkan bahwa ibadah yang dilaksanakan tanpa adanya keikhlasan akan menjadi ibadah yang sia-sia dan tak berpahala. Kaitanya dengan pembentukan akhlak yang baik, ikhlas merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Ikhlas akan mendorong manusia mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati dan rasa tanggung jawab. Segala pekerjaan apapun termasuk ibadah yang dilaksanakan dengan ikhlas akan mendorong munculnya sikap-sikap yang lain seperti sabar, syukur, qonaah, rendah hati, jujur dan akhlakul karimah lainya. Segala amalan yang berasal dari hati hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Allah swt. Yang bisa menilai segala sesuatunya adalah diri sendiri, penilaian orang dilakukan oleh orang belum tentu sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya. Ikhlas adalah perbuatan hati yang sangat tersembuyi, terkadang diriya sendiri tidak mengetahui apakah perbuatan yang dilakukan ikhlas ataukah diiringi dengan riya. Begitu tersembunyinya sampai-sampai Sirri As Saqathi berkata : “ Seseungguhnya kamu mengerjakan shalat dua roka’at dalam kesunyian yang kamu ikhlaskan adalah lebih baik bagimu dari pada kamu menulis tujuh puluh hadits atau tujuh ratus hadits dengan maksud kedudukan yang tinggi.” Sebagian mereka berkata ;” Pada keikhlasan sesaat itu terdapat keselamatan abadi, tetapi ikhlas itu jarang sekali. “ Ilmu adalah bibit, amal adalah tanaman, dan airnya adalah keikhlasan. As Susi berkata : “ Ikhlas adalah tidak melihat ikhlas.Sesungguhnya orang yang menyaksikan dalam keikhlasanya akan ikhlas, maka keikhlasanya memerlukan kepada ikhlas yang lain. Apa yang disebutnya itu member isyarat epada membersihkan amal dari ujub (kebanggaan) dengan perbuatan. Sesungguhnya berpaling kepada ikhlas dan melihat kepadanya adalah ujub, dan itu termasuk sejumlah bahaya. Dan yang ikhlas adalah yang bersih dari semua bahaya. Sahi RA, berkata : “ Ikhlas adalah tenang dan gerakan-gerakanya karena Allah Ta’ala secara khusus. “ ini adalah kalimat yang menghimpun serta meliputi maksud. Ibrahim bin Adham : “ Ikhlas adalah kebenaran niat beserta Allah Ta’ala”. Ruwaim berkata: “ Ikhlas dalam amal adalah behwa pelakunya tidak menghendaki imbalan atas perbuatan itu pada dua negeri.” Al Muhasibi berkata : “ Ikhlas adalah mengeluarkan makhluk daripada hubungan dengan Tuhan.” Ini member isyarat semata-mata tidak ada riya.” Begitu benyak pendapat Ulama mengenai pengertian ikhlas menambah khasanah pengetahuan kita mengenai keikhlasan agar ibadah kita menjadi ibadah yang berkualitas, jauh dar riya dan mampu mengantarkan kita menjadi pribadi yang diliputi dengan hati yang sehat dan berakhlakul karimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar