Minggu, 04 September 2016

PENGEMIS TUA YANG BERHATI MULIA


Wajahnya telah keriput, giginya sudah tidak ada, hidupnya sebatang kara, tinggal di sebuah gubug tua ditepian kota. Pemukiman kumuh yang penuh dengan sampah, kotoran, barang-barang bekas sudah menjadi tempat tinggalnya sehari-hari. Mbah Darjo adalah sapaan akrabnya, di usia yang sudah senja Ia harus berjuang membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan demi menyambung hidup.
Apapun telah dilakukan, mulai dari kuli panggul, pemulung, pemecah batu, mengais becak, berjualan ES keliling, serta berbagai pekerjaan serabutan lainya. Bermodalkan ketrampilan sederhana ternyata tidak mampu merubah nasib hingga usianya semakin renta.
Kini mbah Darjo sudah tidak mampu bekerja lagi, tenaganya sudah lemah, pendengaranya sudah tidak jelas, matanya pun sudah berkaca-kaca sehingga pandanganya sudah mulai kabur. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terpaksa Ia harus mengemis, mengharap ada orang yang mau berbelas kasih memberikan bantuan.
Suatu ketika Mbah Darjo mendapatkan hasil yang cukup banyak, ada orang yang memberikan bantuan lebih dari biasanya. Mbah Darjo pun tersenyum seraya bersyukur atas nikmat yang diperolehnya hari itu. Tak lupa Ia selalu mendoakan bagi siapa saja yang memberikan uluran tangan kepadanya.
Mbah Darjopun menyisihkan sebagian hasil yang diperoleh untuk bekal masa tuanya nanti.
Pada saat yang bersamaan mbah Darjo melihat ada anak kecil yang menangis tersedu-sedu, wajahnya pucat seperti belum menyentuh makan seharian. Dengan tertatih mbah Darjopun mendekati anak itu sambil menyapa, "kenapa nak, ko kamu menangis?" sapa mbah Darjo dengan halus. Anak itupun menjawab, " Ibu saya sakit mbah, Bapak tidak punya uang untuk membeli obat, saya juga belum makan seharian, saya tidak tahan dirumah melihat Ibu menangis makanya saya kesini".
Mbah Darjopun mengelus dada, Ia merasa kasihan kepada anak itu, lalu dengan ketulusan hati Mbah Darjo memberikan uang hasil jerih payahnya yang telah ia kumpulkan untuk anak itu, Ia tidak mempedulikan lagi dirinya, karena Ia merasa masih ada yang lebih membutuhkan. "Nak, ini Mbah Ada sedikit uang silahkan dipake untuk berobat ibumu ya, mudah-mudahan ibumu cepat sembuh". Anak itupun merasa sangat senang dan langsung pulang kerumah. Sesampainya dirumah anak itupun menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya
, Ibunyapun merasa terharu dan menangis menitikan air mata. Ternyata ada seorang Kakek yang berhati mulia yang telah rela menolongnya.
Setelah sembuh dari sakitnya ibu si Anak itupun mulai beraktifitas seperti biasa, usaha demi usaha mereka lakukan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai akhirnya keluarga itu menjadi sukses dengan penghasilan yang mencukupi.
Setelah menjadi orang kaya Ibu itupun ingat sama Mbah Darjo yang telah menolongnya. Akhirnya Kakek itu segera dijemput dan diminta tinggal bersama keluarga mereka. Sejak saat itu Mbah Darjopun berhenti mengemis, dan menghabiskan masa tuanya dengan bahagia. Selesai. ( cerpen, nama dan cerita semata - mata hanya fiktih belaka , bukan diambil dari kisah nyata, mudah-mudahan menyentuh jiwa). 4/9_2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar